Jumat, 10 Februari 2012

Dua Isu Krusial Teknologi Informasi 2011


Pertama, makin membuminya teknologi cloud computing(komputasi awan). 

Tingkat kesadaran publik terhadapnya kian meningkat, imbas masih mahalnya biaya konsep manajemen modal (capital expenditure/capex).
Komputasi awan akan membuka mata dan pikiran, terutama kalangan korporasi, bahwa konsep capex bukan saja menguras duit, namun juga kurang relevan dengan spirit efisiensi yang diusung perangkat teknologi informasi.
Pada tahun 2011 ini, konsep manajemen operational expenditure/opex melalui teknologi bernama cloud computing akan mulai difahami, ditelisik, sebelum akhirnya menyeruak di pelbagai sendi kehidupan.
Dengan situasi seperti ini, penulis menilai perusahaan skala kecil dan menengah-lah yang akan lebih agresif menerapkannya dibandingkan skala besar. Sebab, secara nature, perusahan kecil-menengah lebih ingin/terbiasa hemat.

Kalkulasi penulis menunjukkan penghematan biaya bisa sampai 50 persen dari biasanya. Bahkan, semakin besar kebutuhan komputasi, penghematan biaya TI yang diperoleh melalui penggunaannya akan semakin besar.
Perusahan kecil menengah semacam BPR atau toko, lebih berminat pada teknologi yang bisa dikostumisasi dengan mudah, biaya operasionalnya murah, dan tak ada investasi awal seperti ditawarkan teknologi satu ini.
Mereka juga akan lebih agresif sebab pasarnya keseluruhan lebih terbuka dari segmen lainnya. Dari sekitar 50 juta UKM di Indonesia saat ini, sekitar 30 juta-35 juta di antaranya belum memanfaatkan teknologi informasi.

Di sisi lain, fleksibilitas perusahan besar sendiri relatif rendah sehingga sulit masuk metode baru dalam sistem eksisting yang demikan mapan, rigid, dan kerap masuk kontrak pengadaan sekian tahun lamanya.
Kendala lain bagi perusahaan besar adalah soal privasi data —yang dalam konsep komputasi awam dipercayakan penuh ke pihak ketiga. Metode software as a service justru memudarkan kerahasian tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar